Al Baqarah 143
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُواْ شُهَدَاء عَلَى
النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا وَمَا جَعَلْنَا
الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنتَ عَلَيْهَا إِلاَّ لِنَعْلَمَ مَن يَتَّبِعُ
الرَّسُولَ مِمَّن يَنقَلِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ وَإِن كَانَتْ لَكَبِيرَةً
إِلاَّ عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللّهُ وَمَا كَانَ اللّهُ لِيُضِيعَ
إِيمَانَكُمْ إِنَّ اللّهَ بِالنَّاسِ لَرَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang
adil dan pilihan [95] agar
kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad)
menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat
yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui
(supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan
sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi
orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak
akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kepada manusia.
[95] Umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, karena mereka
akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran
baik di dunia maupun di akhirat.
Dr. M. Taqiud-Din & Dr. M. Khan:
Thus We have made you (true Muslims - real believers of Islamic
Monotheism, true followers of Prophet Muhammad r
and his Sunnah (legal ways)), a Wasat (just) (and the best) nation,
that you be witnesses over mankind and the Messenger (Muhammad r)
be a witness over you. And We made the Qiblah (prayer direction
towards Jerusalem) which you used to face, only to test those who
followed the Messenger (Muhammad r) from
those who would turn on their heels (i.e. disobey the Messenger).
Indeed it was great (heavy) except for those whom Allah guided. And
Allah would never make your faith (prayers) to be lost (i.e. your
prayers offered towards Jerusalem). Truly, Allah is full of kindness,
the Most Merciful towards mankind
Yusuf Ali:
Thus, have We made of you an Ummat justly balanced, that ye might be
witnesses over the nations, and the Messenger a witness over
yourselves; and We appointed the Qibla to which thou wast used, only
to test those who followed the Messenger from those who would turn on
their heels (From the Faith). Indeed it was (A change) momentous,
except to those guided by Allah. And never would Allah Make your faith
of no effect. For Allah is to all people Most surely full of kindness,
Most Merciful.
Al Baqarah 144
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاء فَلَنُوَلِّيَنَّكَ
قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّواْ وُجُوِهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ
الَّذِينَ أُوْتُواْ الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِن
رَّبِّهِمْ وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit [96],
maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai.
Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu
berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang
(Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang
mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari
Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka
kerjakan.
[96] Maksudnya ialah Nabi Muhammad r
sering melihat ke langit mendo'a dan menunggu-nunggu turunnya wahyu
yang memerintahkan beliau menghadap ke Baitullah
Dr. M. Taqiud-Din & Dr. M. Khan:
Verily! We have seen the turning of your (Muhammads r)
face towards the heaven. Surely, We shall turn you to a Qiblah (prayer
direction) that shall please you, so turn your face in the direction
of Al-Masjid- al-Haram (at Makkah). And wheresoever you people are,
turn your faces (in prayer) in that direction. Certainly, the people
who were given the Scriptures (i.e. Jews and the Christians) know well
that, that (your turning towards the direction of the Kabah at Makkah
in prayers) is the truth from their Lord. And Allah is not unaware of
what they do.
Yusuf Ali:
We see the turning of thy face (for guidance to the heavens: now Shall
We turn thee to a Qibla that shall please thee. Turn then Thy face in
the direction of the sacred Mosque: Wherever ye are, turn your faces
in that direction. The people of the Book know well that that is the
truth from their Lord. Nor is Allah unmindful of what they do.
Al Baqarah 145
وَلَئِنْ أَتَيْتَ الَّذِينَ أُوْتُواْ الْكِتَابَ بِكُلِّ آيَةٍ مَّا
تَبِعُواْ قِبْلَتَكَ وَمَا أَنتَ بِتَابِعٍ قِبْلَتَهُمْ وَمَا
بَعْضُهُم بِتَابِعٍ قِبْلَةَ بَعْضٍ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءهُم
مِّن بَعْدِ مَا جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ إِنَّكَ إِذَاً لَّمِنَ
الظَّالِمِينَ
Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan
Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat
(keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak
akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan
mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu
mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya
kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zalim.
Dr. M. Taqiud-Din & Dr. M. Khan:
And even if you were to bring to the people of the Scripture (Jews and
Christians) all the Ayat (proofs, evidences, verses, lessons, signs,
revelations, etc.), they would not follow your Qiblah (prayer
direction), nor are you going to follow their Qiblah (prayer
direction). And they will not follow each others Qiblah (prayer
direction). Verily, if you follow their desires after that which you
have received of knowledge (from Allah), then indeed you will be one
of the Zalimoon (polytheists, wrong-doers, etc.).
Yusuf Ali:
Even if thou wert to bring to the people of the Book all the Signs
(together), they would not follow Thy Qibla; nor art thou going to
follow their Qibla; nor indeed will they follow each other's Qibla. If
thou after the knowledge hath reached thee, Wert to follow their
(vain) desires,-then wert thou Indeed (clearly) in the wrong.
ASBABUN NUZUL AlBaqarah 143-145
Berkata Ibnu Ishaq, "Diceritakan kepada saya oleh Ismail bin Abu Khalid dari Abu Ishak dan Barra, katanya, 'Rasulullah saw. biasa melakukan salat ke arah Baitulmakdis dan sering melihat ke langit menunggu perintah Allah.' Maka Allah pun menurunkan 'Sungguh, Kami sering melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke arah kiblat yang kamu sukai. Maka palingkanlah mukamu ke arah Masjidilharam!'" (Q.S. Al-Baqarah 144). Beberapa orang kaum muslimin berkata, "Kita ingin sekiranya dapat mengetahui bagaimana nasibnya sahabat-sahabat kita yang meninggal sebelum kiblat dipindahkan, begitu pula nasib salat kita ke arah Baitulmakdis, maka Allah pun menurunkan, 'Dan tidaklah Allah akan menyia-nyiakan imanmu..'" (Q.S. Al-Baqarah 143). Banyak dijumpai jalur-jalur seperti itu. Di dalam kedua sahih diterima dari Barra bahwa sebelum kiblat dialihkan, beberapa orang laki-laki telah meninggal dan terbunuh, dan kami tidak tahu apa yang seharusnya diucapkan kepada mereka. Maka Allah pun menurunkan, "Dan Allah tidaklah akan menyia-nyiakan imanmu" (Q.S. Al-Baqarah 143).TAFSIR AlBaqarah 143-145
AlBaqarah 143
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 143
Umat Islam adalah umat yang mendapat petunjuk dari Allah swt. sehingga
mereka menjadi umat yang adil dan pilihan dan akan menjadi saksi atas
keingkaran orang-orang yang kafir. Umat Islam harus senantiasa
menegakkan keadilan dan kebenaran serta membela yang hak dan melenyapkan
yang batil.
Mereka dalam segala aspek persoalan hidup berada di tengah-tengah antara orang-orang yang mementingkan kebendaan dalam penghidupannya seperti orang-orang Yahudi, musyrikin serta orang-orang yang tidak beragama, dan orang-orang yang hanya mementingkan kerohanian saja seperti orang-orang Nasrani, Sabi'in dan orang-orang Hindu.
Mereka dalam segala aspek persoalan hidup berada di tengah-tengah antara orang-orang yang mementingkan kebendaan dalam penghidupannya seperti orang-orang Yahudi, musyrikin serta orang-orang yang tidak beragama, dan orang-orang yang hanya mementingkan kerohanian saja seperti orang-orang Nasrani, Sabi'in dan orang-orang Hindu.
Dengan demikian maka umat Islam menjadi saksi yang adil dan terpilih atas keterlaluan orang-orang yang bersandar pada kebendaan itu, yang melupakan hak-hak ketuhanan dan cenderung kepada memuaskan hawa nafsu dan jadi saksi pula terhadap orang-orang yang berlebih-lebihan dalam soal agama sehingga melepaskannya dari segala kenikmatan jasmani dengan menyiksa diri dan menahan dirinya dari kehidupan yang wajar. Maka umat Islam menjadi saksi atas mereka semuanya karena sifatnya yang adil dan terpilih dan dalam melaksanakan hidupnya sehari-hari selalu menempuh jalan tengah.
Demikian pula Rasulullah saw. menjadi saksi bagi umatnya bahwa umatnya itu sebaik-baik umat yang diciptakan untuk memberi petunjuk kepada manusia dengan amar makruf dan nahi mungkar. Kemudian Allah menjelaskan bahwa perubahan kiblat dari Baitul Makdis ke Kakbah itu adalah untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang benar-benar beriman dan mengikuti pedoman Rasul dan siapa pula yang lemah imannya serta membelok dari jalan yang lurus. Memang pemindahan kiblat itu dirasakan sangat berat oleh orang yang fanatik kepada kiblat yang pertama, karena manusia pada umumnya sulit untuk merubah dan meninggalkan kebiasaannya. Tetapi orang-orang yang mendapat petunjuk dari Allah dengan mengetahui hukum-hukum agamanya dan rahasia syariatnya, mereka insaf bahwa melaksanakan ibadat dengan menghadap kiblat itu adalah semata-mata karena perintah Allah bukan karena sesuatu rahasia yang tersembunyi pada tempat itu sendiri dan bahwasanya penempatan kiblat itu untuk menghimpun manusia sehingga menjadi kesatuan yang bulat.
Untuk menghilangkan keragu-raguan dari sebagian kaum
muslimin tentang pahala salatnya selama mereka menghadap ke Baitul
Makdis dulu, maka Allah menerangkan bahwa Dia sekali-kali tidak akan
menyia-nyiakan iman dan amal orang-orang yang mematuhi Rasul karena
Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
AlBaqarah 144
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 144
Sebagaimana
telah diterangkan dalam riwayat tentang sebab turunnya ayat tersebut di
atas, Nabi Muhammad saw. ingin sekali supaya kiblat itu ditetapkan
Allah ke arah Kakbah, oleh sebab itu beliau sering menengadahkan mukanya
ke langit menantikan wahyu yang akan memerintahkan perpindahan kiblat
itu. Maka turunlah ayat ini menetapkan perpindahan kiblat tersebut dari
Baitul Makdis ke Kakbah. Di sini disebutkan arah Masjidil Haram, bukan
Kakbah sebagai isyarat yang membolehkan kita menghadap "ke arah Kakbah"
pada waktu salat apabila Kakbah itu jauh letaknya dari kita dan tidak
dapat dilihat.
Jadi tidak diwajibkan menghadap kepada bangunan Kakbah itu sendiri, kecuali orang-orang yang dapat melihatnya. Dengan demikian maka seluruh kaum muslimin di berbagai penjuru bumi wajib menghadap "ke arah Kakbah" dalam salat dan untuk melaksanakan tugas itu mereka pun diwajibkan (wajib kifayah) mengetahui ilmu bumi sekedar untuk mengetahui arah kiblat dalam salat, dan sebagaimana mereka sebaiknya mengetahui ilmu falak untuk mengetahui jadwal waktu salat.
Pemindahan kiblat ke Kakbah itu adalah ketetapan yang benar dari Allah, tetapi mereka itu membantah kebenaran ini, bahkan mereka menimbulkan fitnah dan menyebarkan keragu-raguan di antara orang-orang Islam yang lemah imannya.
AlBaqarah 145
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 145
Orang-orang yang berwatak demikian tidak dapat diharapkan bahwa mereka
akan kembali kepada kebenaran. Mereka akan tetap dalam kesesatan
meskipun diberi alasan dan keterangan serta bukti-bukti yang jelas. Oleh
sebab itu mereka tidak akan mau mengikuti kiblat umat Islam. Terhadap
sesama mereka pun kaum Yahudi dan Nasrani itu tetap mempertahankan
kiblatnya masing-masing. Andaikata kaum muslimin mengikuti keinginan
mereka itu, tentulah mereka akan termasuk orang-orang yang aniaya.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Baqarah 145
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Baqarah 145
(Dan
sesungguhnya jika) lam untuk sumpah (kamu datangkan kepada orang-orang
yang diberi Alkitab semua bukti) atas kebenaranmu tentang soal kiblat
(mereka tidak mengikuti) maksudnya tidak akan mengikuti (kiblatmu)
disebabkan keingkaran (dan kamu pun tidak akan mengikuti kiblat mereka).
Hal ini dipastikan Allah mengingat keinginan kuat dari Nabi agar mereka
masuk Islam dan keinginan kuat mereka agar Nabi saw. kembali berkiblat
ke Baitulmakdis. (Dan sebagian mereka pun tidak akan mengikuti kiblat
sebagian yang lain) maksudnya orang-orang Yahudi terhadap kiblat
orang-orang Kristen dan sebaliknya orang-orang Kristen terhadap kiblat
orang-orang Yahudi. (Dan sekiranya kamu mengikuti keinginan mereka) yang
mereka ajukan dan tawarkan kepadamu (setelah datang ilmu kepadamu)
maksudnya wahyu, (maka kalau begitu kamu) apabila kamu mengikuti mereka
(termasuk golongan orang-orang yang aniaya).
ada penjelasan bahwa kabah itu sudah berubah letaknya secara geografis mas..?!?! kira-kira itu gmn mas ya..?!?!
ReplyDeleteMaaf sebelumnya, mungkin karena kurangnya saya membaca sehingga saya tertinggal informasi mengenai berubahnya letak geografis kakbah itu. Kalo ada link atau kutipan yg bisa saya pelajari boleh dishare ya mas.
Deletemenurut sumber yang saya dapet:
Astronom Institut Taknologi Bandung, Prof. Dr. Moedji Raharto mengatakan, bahwa pergerakan lempeng tektonik tidak berpengaruh terhadap arah kiblat. Pasalnya, pergerakan lempeng dalam setahun kurang dari lempeng satu juta derajat, jadi secara praktis tidak mempengaruhi posisi lintang dan bujur geografis Makkah atau posisi tempat pengamat.
“Lempeng tektonik memang berubah posisi, namun tidak terlalu tinggi intensitasnya. Dalam waktu setahun kecepakan gerakan lempeng 1 – 10 sentimeter atau bergerak sejauh 1.000 kilometer dalam 10 – 100 juta tahun. Perubahan posisi pengamat dan ka’bah akibat gerakan lempeng tektonik tahunan atau ratusan tahun masih tegolong kecil untuk keperluan penentuan arah kiblat”, katanya.
Alhamdulillah, artikelnya membantu sekali. Terimakasih sekali, saya jadi terinspirasi untuk ikut menghidupkan al Qur'an di dunia maya. ini salah satu tulisan sederhana terkait dengan QS al Baqarah ayat 114 http://asbabunnuzulquran.blogspot.com/2014/06/asbabunnuzul-qs-al-baqarah-2-143.html
ReplyDelete