8 komentar:

Manusia Menjadi Kera Dan Babi - AlBaqarah 65 - AlMaaidah 60

Tafsir Surah Al Baqarah 65

Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: `Jadilah kamu kera yang hina`.(QS. 2:65)

وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ

Orang Yahudi di zaman Rasul saw. telah mengetahui kisah nenek moyang mereka yang melanggar ketentuan yang terdapat di dalam Taurat, yaitu agar mereka meninggalkan pekerjaan duniawi untuk melaksanakan amal ibadat pada hari Sabtu. Mereka tidak mau melaksanakan perintah Tuhan itu karena pada setiap hari Sabtu, ikan-ikan di laut bermunculan mudah ditangkap tapi selain hari Sabtu ikan-ikan itu menghilang. ini suatu ujian dari Allah kepada mereka karena mereka hidup di tepi pantai dan mata pencaharian mereka hanya menangkap ikan karena itu pergilah mereka ke laut menangkap ikan pada hari Sabtu itu dan meninggalkan amal ibadahnya. Perbuatan mereka tersebut suatu pelanggaran terhadap ketentuan Tuhan, maka Tuhan menjatuhkan hukuman dengan menjadikan mereka kera sehingga mereka jauh dari kebaikan serta hina dan rendah.

Menurut Mujahid riwayat Ibnu Jarir, "Rupa mereka tidak ditukar menjadi rupa kera tetapi hati, jiwa dan sifat mereka dirubah menjadi seperti kera. Oleh sebab itu mereka tidak dapat menerima pengajaran dan tidak dapat memahami ancaman" (HR Ibnu Jarir dan Ibnu Hatim dari Mujahid) Pada ayat ini mereka diserupakan dengan kera dan ayat-ayat yang lain mereka diserupakan dengan keledai, sesuai dengan firman Allah ,swt:

مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا

Artinya:
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tidak memikulnya (tidak mengamalkan isinya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal (Q.S Al Jum'ah: 5)

Jumhur ulama berpendapat, bahwa mereka benar-benar bertukar rupa menjadi kera. Disebut di dalam riwayat lain bahwa mereka yang dirubah menjadi kera itu, tidak beranak, tidak makan, tidak minum dan tidak dapat hidup dari tiga hari.

Di dalam Alquran terdapat ayat yang maksudnya:

وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتِ

Artinya:
Dan antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orong-orang) menyembah tagut. (Q.S Al Ma'idah: 60)

AlQuran Wallpaper
Sumber Gambar: http://wallpapersgroup.net/
Menurut "Al Manar" pendapat jumhur mufassirin bahwa mereka yang melanggar ketentuan hari Sabtu itu benar-benar menjadi kera dan babi sukarlah diterima walaupun Allah kuasa berbuat demikian. Merubah manusia menjadi hewan sebagai hukuman bagi orang yang berbuat maksiat, tidaklah sesuai dengan sunah Allah terhadap makhluk-Nya, terutama atas manusia makhluk yang dimuliakan Allah. Pendapat Mujahid lebih tepat bahwa yang berubah itu adalah mental mereka menjadi mental hewan karena nafsu duniawi yang besar pada mereka menyebabkan mereka lupa dan jauh dari nilai-nilai moral dan kemanusiaan.

Berkata Ibnu Kasir, "Pendapat yang benar ialah perubahan maknawi sebagaimana pendapat Mujahid. Jadi bukan perubahan bentuk (ujud) rupa seperti yang dikemukakan oleh Jumhur."

Tafsir Surah Al Maa-idah 60

Katakanlah: `Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?`. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.(QS. 5:60)

قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكَ مَثُوبَةً عِنْدَ اللَّهِ مَنْ لَعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُولَئِكَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضَلُّ عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ (60)

Ayat ini dalam rangkaian petunjuk Allah kepada Rasul-Nya Muhammad saw. untuk memberikan bantahan kepada orang-orang kafir (ahli kitab) sebagaimana yang diuraikan pada ayat 59.

Menurut riwayat At-Tabrani, ia menceritakan, bahwa orang-orang ahli kitab berkata kepada Nabi Muhammad saw. yang maksudnya, "Tidak ada agama yang kami ketahui lebih buruk dari agamamu." Maka turunlah ayat ini untuk membantahnya.

Pada ayat ini Allah menyuruh Nabi Muhammad supaya berkata sebagai berikut, "Apakah perlu aku beritakan kepada kamu, hai orang-orang yang mengejek agama dan azan kami, sesuatu yang lebih buruk balasannya di sisi Allah dari pekerjaan (fasik) yang kamu lakukan ini, ialah bahwa kamu dijadikan kera dan babi."

Riwayat Ibnu Abbas menceritakan, bahwa peristiwa pelanggaran kehormatan hari Sabtu itu telah terjadi dua macam kejadian. Kejadian pertama ialah orang-orang muda berubah menjadi kera; yang kedua orang-orang tua menjadi babi.

Selanjutnya Allah menyuruh Rasul-Nya untuk menyampaikan bahwa mereka inilah yang lebih buruk tempatnya di akhirat dan sesat dari jalan yang benar.
Tidak ada komentar:
AlQuran Dan Nubuat Kemenangan Kaum Muslimin - Romawi Vs Persia

AlQuran Dan Nubuat Kemenangan Kaum Muslimin - Romawi Vs Persia

5. al-Qur’an Pada rentang waktu yang amat kritis dan sulit ini, turunlah surat-surat dan ayat-ayat Allah guna memberikan hujjah dan bukti atas kebenaran risalah Islam dan prinsip-prinsipnya dimana dakwah berada pada porosnya. Al-Qur’an tampil dengan gaya bahasa yang valid dan indah, mengarahkan kaum Muslimin kepada pondasi-pondasi yang kelak atas qadar Allah terbentuk komunitas manusia yang paling agung dan mempesona di muka bumi ini, yaitu masyarakat Islam. Surat-surat dan ayat-ayat tersebut juga amat membangkitkan sensitifitas dan ego kaum Muslimin untuk bersabar dan pantang menyerah, menguraikan sikap tersebut dengan bahasa permisalan dan menjelaskan kepada mereka apa hikmah di balik itu. Allah berfirman (artinya) : "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:’Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?,[2]. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguh...

Tidak ada komentar:
Kesabaran Dan Ketegaran Kaum Muslimin

Kesabaran Dan Ketegaran Kaum Muslimin

Seorang yang berhati lembut akan berdiri tercenung dan para cendikiawan akan saling bertanya diantara mereka: "apa sebenarnya sebab-sebab dan faktor-faktor yang telah membawa kaum Muslimin mencapai puncak dan batas tak tertandingi dalam ketegarannya?", "bagaimana mungkin mereka bisa bersabar menghadapi penindasan demi penindasan yang membuat bulu roma merinding dan hati gemetar begitu mendengarnya?". Melihat fenomena yang menggoncangkan jiwa ini, kami menganggap perlunya menyinggung sebagian dari faktor-faktor dan sebab-sebab tersebut secara ringkas dan singkat: 1. Keimanan kepada Allah Sebab dan faktor paling utama adalah keimanan kepada Allah Ta’ala semata dan ma’rifah kepada-Nya dengan sebenar-benar ma’rifah. Keimanan yang tegas bila telah menyelinap ke sanubari dapat menimbang gunung dan tidak akan goyang. Orang yang memiliki keimanan dan keyakinan seperti ini akan memandang kesulitan duniawi sebesar, sebanyak dan serumit apapun seperti lumut-lumut yang...

2 komentar:
Amul Huzni - Abu Thalib Dan Siti Khadijah Meninggal Dunia - Pernikahan Saudah

Amul Huzni - Abu Thalib Dan Siti Khadijah Meninggal Dunia - Pernikahan Saudah

KEMATIAN ABU THALIB  Sakit Abu Thalib semakin bertambah parah, tinggal menunggu saat-saat kematiannya, dan akhirnya dia meninggal pada bulan Rajab tahun kesepuluh dari nubuwah, selang enam bulan setelah keluar dari pemboikotan. Ada yang berpendapat dia meninggal dunia pada bulan Ramadhan, tiga bulan sebelum wafatnya Khadijah Radhiallahu anha. Di dalam Ash-Shahih disebutkan dari Al-Musayyab, bahwa tatkala ajal hampir menghampiri Abu Thalib, Nabi SAW menemuinya, yang saat itu di sisinya ada Abu Jahal. "Wahai paman, ucapkanlah la ilaha illallah, satu kalimat yang dapat engkau jadikan hujjah di sisi Allah," Sabda beliau. Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah menyela, "Wahai Abu Thalib, apakah engkau tidak menyukai agama Abdul Muththalib ?" Keduanya tak pernah berhenti mengucapkan kata-kata ini, hingga pernyataan terakhir yang diucapkan Abu Thalib adalah, "Tetap berada pada agama Abdul Muththalib." Beliau bersabda, "Aku benar-benar akan memohon...

Tidak ada komentar:
Abu Thalib Sakit Keras - Perundingan Terakhir Dengan Quraisy

Abu Thalib Sakit Keras - Perundingan Terakhir Dengan Quraisy

DELEGASI TERAKHIR QURAISY YANG MENGUNJUNGI ABU THALIB Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam keluar dari Syi’b (kediaman pamannya, Abu Thâlib) dan melakukan aktivitasnya seperti biasa, sementara kaum Quraisy masih tetap melakukan intimidasi terhadap kaum muslimin dan menghadang jalan Allah meskipun sudah tidak lagi melakukan pemboikotan. Di sisi yang lain, Abu Thâlib masih tetap melindungi keponakannya, akan tetapi usianya sudah melebihi 80 tahun. Penderitaan-penderitaan dan peristiwa-peristiwa yang begitu besar dan silih berganti sejak beberapa tahun, khususnya pada saat terjadinya pengepungan dan pemboikotan terhadap kediamannya, telah membuat persendiannya lemah dan tulang rusuknyapun patah. Baru beberapa bulan setelah keluar dari syi’bnya, Abu Thâlib dirundung sakit yang agak payah dan kondisi ini membuat kaum musyrikun cemas kalau-kalau nama besar mereka cacat di mata bangsa Arab andai mereka hanya datang saat kematiannya karena tidak menyukai keponakannya. Untuk itula...

Tidak ada komentar:
Shahifah Pemboikotan Terhadap Rasulullah Selama 3 Tahun

Shahifah Pemboikotan Terhadap Rasulullah Selama 3 Tahun

PEMBOIKOTAN MENYELURUH TERHADAP BANI HASYIM DAN BANI ABDUL MUTHALIB Perjanjian Yang Zhalim Dan Melampaui Batas Terhadap Rasulullah Sumber Gambar: http://amirulwasim.deviantart.com Setelah segala cara sudah ditempuh dan tidak membuahkan hasil juga, kepanikan kaum musyrikin mencapai puncaknya, ditambah lagi mereka mengetahui bahwa Bani Hasyim dan Bani ‘Abdul Muththalib berkeras akan menjaga Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam dan membelanya mati-matian apapun resikonya. Karena itu, mereka berkumpul di kediaman Bani Kinanah yang terletak di lembah al-Mahshib dan bersumpah untuk tidak menikahi Bani Hasyim dan Bani al-Muththalib, tidak berjual beli dengan mereka, tidak berkumpul, berbaur, memasuki rumah ataupun berbicara dengan mereka hingga mereka menyerahkan Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam untuk dibunuh. Mereka mendokumentasikan hal tersebut, diatas sebuah shahifah (lembaran) yang berisi perjanjian dan sumpah "bahwa mereka selamanya tidak akan menerima perdam...

3 komentar:
Negosiasi Kompromi Kafir Quraisy Dengan Rasulullah

Negosiasi Kompromi Kafir Quraisy Dengan Rasulullah

Utusan Quraisy menemui Rasulullah Setelah masuk islamnya dua orang pahlawan yang agung, Hamzah bin ‘Abdul Muththalib dan ‘Umar bin al-Khaththab radhiallaahu 'anhuma, awan kelabu mulai menyelimuti kaum Musyrikun dan barulah tersadar dari mabuk mereka yang selama ini digunakan untuk menyiksa kaum Muslimin. Kali ini, mereka berupaya untuk mencari jalan lain, yaitu mengajukan negosiasi dimana mereka akan memenuhi semua tuntutan yang diinginkan oleh beliau Shallallâhu 'alaihi wasallam asalkan mau menghentikan dakwahnya. Mereka yang perlu dikasihani itu, tidak mengetahui bahwa setiap apa saja yang dapat disinari oleh matahari tidak memiliki nilai sama sekali walau sebesar nyamuk sekalipun dibandingkan dakwah yang beliau emban. Akhirnya, mereka mengalami kegagalan lagi. Ibnu Ishâq berkata: "Yazîd bin Ziyâd berkata kepadaku, dari Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhiy, dia berkata: ‘suatu hari ‘Utbah bin Rabî’ah -yang merupakan seorang kepala suku- berbicara di perkumpulan Quraisy sa...

10 komentar:
Umar Bin Khattab Sebelum Dan Setelah Islam

Umar Bin Khattab Sebelum Dan Setelah Islam

Masuk Islamnya 'Umar bin al-Khaththab radhiallaahu 'anhu Di tengah suhu yang sama pula, seberkas cahaya yang lebih benderang dari yang pertama kembali menyinari jalan. Itulah, keislaman 'Umar bin al-Khaththab. Dia masuk Islam pada bulan Dzulhijjah, tahun ke-6 dari kenabian, yaitu tiga hari setelah keislaman Hamzah radhiallaahu 'anhu. Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam memang telah berdoa untuk keislamannya sebagaimana hadits yang dikeluarkan oleh at-Turmuziy (dan dia menshahihkannya) dari Ibnu 'Umar dan hadits yang dikeluarkan oleh ath-Thabraniy dari Ibnu Mas'ud dan Anas bahwasanya Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda: "Ya Allah! muliakanlah/kokohkanlah Islam ini dengan salah seorang dari dua orang yang paling Engkau cintai: 'Umar bin al-Khaththab atau Abu Jahal bin Hisyam". Ternyata, yang paling dicintai oleh Allah adalah 'Umar radhiallaahu 'anhu. Setelah meneliti secara cermat seluruh periwayatan yang mengis...

Tidak ada komentar:
Upaya Pembunuhan Rasulullah - Hamzah Dan Umar Masuk Islam

Upaya Pembunuhan Rasulullah - Hamzah Dan Umar Masuk Islam

Meningkatnya frekuensi siksaan dan upaya menghabisi Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam Manakala kaum musyrikun gagal dalam tipu muslihat mereka untuk memulangkan kaum Muhajirin; mereka semakin bertambah geram. Kedongkolan mereka bervariasi antara satu dan yang lainnya. Semakin lama semakin memuncak dan mereka timpakan juga kepada kaum muslimin yang lainnya, bahkan mereka sudah menjangkaukan tangan mereka kepada Rasulullah untuk menyakiti beliau. Tampak dari gerak-gerik mereka hal yang menunjukkan adanya keinginan untuk menghabisi Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam sehingga mereka dapat menumpas habis fitnah hingga ke akar-akarnya yang selama ini menggetarkan tempat tidur mereka, sebagaimana yang mereka kira. Sedangkan kaum Muslimin sendiri, sebagian mereka masih tinggal di Mekkah meskipun dalam jumlah yang sedikit. Mereka dapat melakukan hal itu baik lantaran ada diantara mereka yang memang termasuk orang-orang terpandang dan memiliki gigi atau mendapatkan suak...

Copyright © 2025 MUSLIM BLOG