Nabi Zakaria Membisu Selama 3 Hari 3 Malam

No comments:

Kisah Nabi Zakaria

Nabi Zakaria tidak berbicara selama tiga hari tiga malam lamanya sebelum mendapatkan karunia anak dari Allah Rabbul `Alamin

Tafsir Surah Ali-Imran Ayat 41 Dan Maryam Ayat 10

Dalam kisah Nabi Zakaria memohon dikaruniai anak, beliau bertanya kepada Jibril dan meminta tanda-tanda kehamilan istrinya kepada Allah Subhanahu Wa Ta`ala.

Dalam Surah Ali Imran ayat 41 disampaikan bahwa Nabi Zakaria tidak dapat berbicara selama tiga hari dan dalam Surah Maryam ayat 10 diberitakan bahwa beliau membisu selam tiga malam; lantas bagaimanakah sebenarnya yang terjadi, tiga hari kah atau tiga malam?

Berikut Tafsir kedua ayat tersebut:

Ali Imran 41



قَالَ رَبِّ اجْعَل لِّيَ آيَةً قَالَ آيَتُكَ أَلاَّ تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ إِلاَّ رَمْزًا وَاذْكُر رَّبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالإِبْكَارِ

Berkata Zakariya: "Berilah aku suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung)". Allah berfirman: "Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari".
Dr. M. Taqiud-Din & Dr. M. Khan:
He said: "O my Lord! Make a sign for me." Allah said: "Your sign is that you shall not speak to mankind for three days except with signals. And remember your Lord much (by praising Him again and again), and glorify (Him) in the afternoon and in the morning."
Yusuf Ali:
He said: "O my Lord! Give me a Sign!" "Thy Sign," was the answer, "Shall be that thou shalt speak to no man for three days but with signals. Then celebrate the praises of thy Lord again and again, and glorify Him in the evening and in the morning."

Tafsir DEPAG RI:

Pada ayat ini Allah menutup ceritera itu dengan mengarahkan pembicaraan kepada Nabi Muhammad saw, bahwa ceritera itu termasuk ceritera yang belum diketahuinya, sedang hal itu sesuai dengan isi Kitab Taurat. Allah menyatakan dalam ayat ini bahwa apa yang telah dikisahkkan yaitu kisah Maryam din Zakaria adalah dari kisah-kisah yang tidak pernah disaksikan oleh Nabi Muhammad saw, atau keluarganya,dan tidak pula pernah Muhammad membacanya dalam suatu kitab, serta tidak pula diajarkan oleh seorang guru. Itulah wahyu, yang diturunkan Allah kepadanya dengan perantara Ruhul Amin, untuk menjadi bukti atas kebenaran kenabiannya. dan untuk mematahkan hujjah orang yang mengingkarinya.

Kemudian Allah menyatakan pula bahwa Nabi Muhammad saw, belum ada dan tentu saja tidak menyaksikan mereka ketika mengadakan undian itu diantara Zakaria dan lain-lainnya itu untuk menetapkan siapa yang akan mengasuh Maryam.

Nabi Muhammad saw, tidaklah hadir dalam perselisihan mereka untuk mengasuh Maryam. Mereka terpaksa mengadakan undian untuk menyelesaikan perselisihan itu. Mereka yang berselisih itu adalah orang-orang terkemuka yakni para pendeta mereka. Dan perselisihan itu semata-mata didorong oleh keinginan yang besar untuk mengasuh dan memelihara Maryam. Boleh jadi keinginan ini disebabkan karena bapaknya yaitu 'Imran adalah pemimpin mereka, sehingga dengan itu mereka mengharapkan akan mendapatkan hadiah dari tugas mengasuh Maryam itu. Dan boleh jadi pula disebabkan mereka mengetahui dalam kitab-kitab agama bahwasanya kelak akan terjadi peristiwa besar bagi Maryam dan putranya. Atau mungkin disebabkan mereka berpendapat bahwa mengasuh bayi perempuan itu adalah suatu kewajiban agama, karena bayi itu dimazarkan untuk mengabdi kepada Baitulmakdis. Ayat ini diletakkan sesudah menerangkan kisah tersebut adalah untuk menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw, tidak pernah membaca ceritera keluarga Imran (Bani Israel), karena beliau seorang yang ummi. Lagi pula beliau tidak pernah mendengar dari seseorang, sebab beliau juga waktu itu ditengah-tengah orang yang ummi.

Tidak ada jalan bagi Nabi saw, untuk mengetahui seluk beluk ceritera ini kecuali dengan jalan menyaksikan dengan mata kepala sendiri, atau dengan jalan wahyu. Menyaksikan dengan mata kepala sendiri adalah suatu hal yang mustahil, karena peristiwa itu terjadi di zaman sebelum lahirnya Nabi Muhammad saw.
Kalau demikian tentulah Nabi Muhammad mengetahuinya dengan jalan wahyu.

Para ahli Kitab yang mengingkari Alquran mengatakan bahwa segala isi Alquran yang sesuai dengan isi Kitab mereka itu adalah berasal dari kitab mereka sedang yang bertentangan dengan isi Kitab mereka itu mereka katakan tidak benar. Isi Alquran yang tidak terdapat dalam kitab mereka juga dianggap tidak benar. Sikap demikian itu hanyalah karena sifat sombong dan sifat permusuhan mereka.

Kaum muslimin meyakini, bahwa segala yang diterangkan Alquran adalah benar. Karena cukup dalil-dalil yang membuktikan bahwa Muhammad Saw itu adalah seorang nabi, dan ayat Alquran yang bertentangan dengan kitab-kitab yang terdahulu dipandang sebagai koreksi terhadap kesalahan-kesalahan yang terdapat pada kitab-kitab itu karena sudah diubah-ubah atau tidak sesuai lagi dengan kemaslahatan umat. 

Tafsir Jalalain:

(Maka katanya, "Wahai Tuhanku! Berilah aku suatu ciri.") atau tanda bahwa istriku telah hamil. (Firman-Nya, "Tandanya ialah bahwa kamu tidak dapat berbicara dengan manusia) artinya terhalang untuk bercakap-cakap dengan mereka tetapi tidak terhalang untuk berzikir kepada Allah swt. (selama tiga hari) dan tiga malam (kecuali dengan isyarat) atau kode (dan sebutlah nama Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah) maksudnya salatlah (di waktu petang dan pagi.") di penghujung siang dan di akhir malam.

Maryam 10


قَالَ رَبِّ اجْعَل لِّي آيَةً قَالَ آيَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلَاثَ لَيَالٍ سَوِيًّا

Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda". Tuhan berfirman: "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat".
Dr. M. Taqiud-Din & Dr. M. Khan:
(Zakariya (Zachariah)) said: "My Lord! Appoint for me a sign." He said: "Your sign is that you shall not speak unto mankind for three nights, though having no bodily defect."
Yusuf Ali:
(Zakariya) said: "O my Lord! give me a Sign." "Thy Sign," was the answer, "Shall be that thou shalt speak to no man for three nights, although thou art not dumb."

Tafsir DEPAG RI:

Kemudian Nabi Zakaria memohon lagi kepada Allah supaya diberi tanda bahwa anaknya itu segera akan dilahirkan, agar hatinya tambah tenteram dan rasa syukurnya bertambah dalam. Beliau berkata "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda yang dapat menambah ketenteraman hatiku tentang terlaksananya janji Engkau itu. Hal seperti ini pernah terjadi pula pada Nabi Ibrahim as, ketika ditanya "Apakah engkau belum percaya bahwa Allah kuasa menghidupkan yang telah mati?". Beliau menjawab. "Sungguh aku percaya, akan tetapi aku bertanya supaya bertambah tenteram hatiku". Sebagaimana tersebut dalam firman Allah:

وإذ قال إبراهيم رب أرني كيف تحي الموتى قال أو لم تؤمن قال بلى ولكن ليطمئن قلبي قال فخذ أربعة من الطير فصرهن إليك ثم اجعل على كل جبل منهن جزءا ثم ادعهن يأتينك سعيا واعلم أن الله عزيز حكيم
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, "Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati". Allah berfirman. "Belum yakinkah kamu?". Ibrahim menjawab, "Aku telah menyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)". Allah berfirman, "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung lalu cincanglah semua olehmu. (Allah berfirman) :" Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. al Baqarah: 260) 

Tafsir Jalalain:

(Zakaria berkata, "Ya Rabbku! Berilah aku suatu tanda)" pertanda yang menunjukkan istriku mulai mengandung (Allah berfirman, "Tanda bagimu) yang menunjukkan hal itu (adalah bahwa kamu tidak boleh bercakap-cakap dengan manusia) mencegah dirimu untuk tidak berbicara dengan mereka selain dari berzikir kepada Allah (selama tiga malam) yakni tiga hari tiga malam (padahal kamu sehat)" lafal Sawiyyan berkedudukan menjadi Hal dari Fa'il lafal Takallama, maksudnya ia tidak berbicara dengan mereka tanpa sebab. 
Dalam tafsir kedua ayat diatas sangat jelas sekali mufassirin mengungkapkan bahwa Nabi Zakaria tidak berbicara kepada siapapun selama tiga hari tiga malam. Hal tersebut memiliki indikasi yang kuat sekali jika merujuk pada kata وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالإِبْكَارِ pada bagian akhir Surah Ali Imran ayat 41 yaitu serta "bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari"  yang mengandung maksud puncak ibadah pada hari-hari itu adalah pada awal terbit matahari dan pada awal munculnya bulan. Dan hal ini sejalan dengan apa yang telah disampaikan oleh Jalaludin Al-Mahalli pada 1459 dan Jalaluddin As-Suyuthi pada tahun 1505 yang mengutarakan bahwa kejadian membisunya Nabi Zakaria selama tiga hari tiga malam lamanya.
 

No comments:

Post a Comment

Copyright © MUSLIM BLOG