Tasawwuf ini hanyalah teknik/ metode pendidikan guna mendapatkan pemahaman tentang "bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah Sang Pencipta". Orang-orang yang mempelajari ilmu ini disebut tarekat/ tirakat (dalam bahasa Jawa)/ thoriqoh; biasanya mendapatkan pelajaran dari seorang atau beberapa orang guru tarekat yang disebut mursyid melalui proses pendidikan yang disebut suluk.
Ilmu tasawuf bukanlah segalanya dalam Islam, begitu juga guru dan pelajarnya belum tentu juga manusia suci disisi Allah. Dan tentunya kebenaran pun bukan mutlak milik mereka pula.
Pendapat "Didalam dunia ini, mana yang lebih dahulu Allah atau dirimu" ini sesekali tercantum dalam halaman group sosial media seperti pada link ini.
Jika dipantau secara seksama, maka status, komentar dan argumen pengunjungnya akan terasa janggal sekali karena mereka menuliskan kata dan kalimat yang sama sekali tidak sejalan dengan Al-Quran. Sebahagian besar mereka berpendapat: Diri Manusia Lebih Dulu Ada Dibanding Allah (karena: jika Allah lebih dulu dari dirimu, lantas sejak umur berapa engkau tahu bahwa Allah sebagai tuhanmu).
Pendapat Group Sufi tersebut dibantah oleh AlQuran, sebagai berikut:
Sejak Allah Menciptakan Ruh, Manusia sudah mengenal Allah.
Tuhan berfirman: "Demikianlah". Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali".(Maryam:9)
Karena Allah adalah Sang Pencipta, tentulah Allah lebih dulu dari manusia. Namun penyangkalan akan disampaikan oleh para sufi tersebut dengan ungkapan: "hal ini tidak dalam konteks/ tidak ada kaitannya dengan alam ruh dan alam arwah".
Menurut pendapat Kami, hal tersebut jelas sekali salah karena sangat tidak beralasan untuk membandingkan hal ghaib dengan hal nyata dan memposisikannya dalam ranah yang setara.
Sebelum Manusia Menempati Dunia Allah Lebih Dahulu Ada Didunia
الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ
Artinya:
Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy.(Al-Furqan:59)
Perhatikan kata "kemudian" pada terjemah Surah Al Furqan diatas, maka akan tergambar jelas bahwa Allah mencapai dan menggapai segalanya karena Allah lah yang menciptakan.
Namun para sufi terus saja bertahan dengan argumen mereka dikarenakan mereka memiliki sudut pandang yang lebih baik (klaim mereka demikian). Menurut mereka sudut pandang yang lebih baik adalah Sudut Pandang Allah Sebagai Nama dibandingkan Sudut Pandang Allah Sebagai Kholiq.
Jika sudut pandang yang digunakan adalah Allah Sebagai Nama; maka tentu Manusia lebih dulu dibanding Allah.
Jika sudut pandang yang digunakan adalah Allah Sebagai Kholiq; maka tentu Allah lebih dulu dibanding Manusia.
Allah adalah pencipta seluruh makhluk termasuk manusia sejak dahulu maupun akan datang, baik yang Islam maupun bukan Islam. Nah... bagaimana halnya dengan orang-orang kafir yang menuhankan "katanya" Allah juga; pastinya merekapun memiliki teori yang berbeda, seperti menurut Kristen: Allah dahulu hidup ditengah-tengah (bersama) kita. atau menurut agama lain yang tidak menuhankan Allah: Allah tidak pernah ada didunia, atau menurut kalangan atheis: Allah itu hanya akal-akalan manusia saja.
Allah Maha Awal Dan Maha Akhir
هُوَ الْأَوَّلُ وَ الاَخِرُ وَ الظَّاهِرُ وَ الْبَاطِنُ وَ هُوَ بِکلُِّ شىَْءٍ عَلِیمٌ
Dia-lah Yang Maha Awal dan Yang Maha Akhir, Yang Maha Zhahir dan Yang Maha Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.(Al-Hadid:3)
Tiadalah pemahaman tentang Allah yang lebih baik dibandingkan yang sesuai dengan Al Quran: Bahwa sesungguhnya Allah Maha Awal dan Maha Akhir.
No comments:
Post a Comment