Search This Blog

2020-04-28

Kisah Umar dan Wabah Tha'un Amawas

Kisah Kedatangan Umar RA. Ke Syam dan Wabah Tha'un Amawas Tahun 17 H.

Ibnu Jarir berkata, Pada tahun ini (17 Hijriyah) Umar bin al-Khaththab RA. datang ke wilayah Syam untuk berperang. Ketika ia sampai di Sargh [1] - menurut pendapat Ibnu Ishaq, sementara menurut Saif bin Umar ketika sampai di Jabiyah - para pemimpin prajurit memberitakan kepadanya bahwa Syam terserang wabah penyakit, maka Umar RA. segera mengumpulkan kaum Muhajirin dan Anshar untuk bermusyawarah.

Mereka menyelisihi pendapat Umar RA. Ada yang berkata, "Jika engkau telah datang untuk berperang maka mengapa harus kembali?" Ada juga yang berkata, "Menurut kami engkau harus terus berjalan mem-bawa para sahabat Rasulullah SAW. ke daerah yang terserang wabah ini." Ketika dikatakan bahwa Umar RA. menginstrukskian seluruh tentara kaum muslimin untuk kembali esok hari, maka Abu Ubaidah berkata kepada Umar RA.:

"Apakah kita berlari dari takdir (ketentuan) Allah SWT.?"

Umar RA. menjawab,

"Ya, kita lari dari satu takdir (ketentuan Allah SWT.) kepada takdir (ketentuanNya) yang lain. Bagaimana pendapatmu jika engkau akan berhenti di satu lembah yang memiliki dua alternatif jalan, yang satu subur dan yang lainnya kering dan tandus, jika engkau memilih yang subur maka engkau telah memilihnya dengan ketentuan Allah SWT., tetapi jika engkau memilih jalan yang gersang dan tandus apakah engkau katakan juga bahwa pilihanmu itu dengan ketentuan Allah SWT.?"

Umar RA. berkata lagi, "Alangkah baik jika selain dirimu yang mengucapkan ini wahai Abu Ubaidah."

Ketika dialog itu terjadi Abdurrahman tidak hadir disebabkan berangkat memenuhi sebagian hajatnya. Ketika Abdurrahman datang ia segera berkata, "Aku memiliki ilmu pengetahuan dalam masalah ini, aku pernah mendengar Rasulullah SAW. bersabda:
"Jika kalian mendengar ada wabah di suatu negeri maka janganlah kalian mendatanginya, tetapi jika wabah itu terjadi di suatu negeri yang kalian diami maka janganlah keluar berlari darinya."
Umar RA. memuji Allah SWT. atas kesesuaian pendapatnya dengan sabda Rasulullah SAW. dan dengan itu ia memerintahkan pasukan untuk kembali.

Kisah Umar dan Wabah Tha'un Amawas - Islamic Wallpaper

Wabah Tha'un Di Amawas


Pendapat yang paling masyhur menurut jumhur (mayoritas ulama) bahwa Tha'un di Amawas terjadi pada tahun 18 H. Namun kami (penulis/ Ibnu Katsir) mengikuti pendapat Saif bin Umar. Ibnu Jarir menyatakan bahwa wabah ini terjadi pada tahun 17 H.

Nama wabah ini dinisbatkan kepada sebuah negeri kecil disebut Amawas [2] - yang terletak antara al-Quds dengan Ramalah - karena dari negeri inilah asal mulanya menyebar wabah Tha'un kemudian baru menyebar di seluruh wilayah Syam.

Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dari as-Syu'bah dari al-Makhariq [3] bin Abdillah al-Bajali dari Thariq bin Syihab al-Bajali, dia berkata,

"Kami mendatangi Abu Musa di rumahnya di Kufah untuk berbincang-bincang dengannya. Ketika kami duduk, dia berkata, 'Janganlah kalian takut sesungguhnya seseorang di rumah ini telah tertular wabah. Kalian tidak perlu menghindar dari tempat ini ke tempat lain yang tidak terkena wabah hingga Allah SWT. mengangkat wabah ini. Aku akan memberitahukan kepada kalian tentang apa-apa yang dibenci dan dijauhi. Janganlah orang yang keluar dari tempat ini beranggapan bahwa jika ia bermukim di sini akan mati, dan jangan pula orang yang telah terkena berkata bahwa andai saja ia keluar dari tempat ini niscaya dia tidak terkena wabah. Jika seorang muslim tidak memiliki prasangka seperti ini maka tidak mengapa dia keluar dan menjauhi wabah ini. Sesungguhnya aku pernah bersama Abu Ubaidah bin al-Jarrah di Syam, pada waktu itu wabah Tha'un Amawas menyebar. Ketika wabah ini sampai pada puncaknya dan sampai beritanya kepada Umar RA.

Umar RA. segera mengirim surat kepada Abu Ubaidah yang isinya:

Assalamualaika, amma ba'du, sesungguhnya aku sangat membutuhkan kehadiranmu dan ingin berbicara langsung denganmu, aku berazam jika engkau telah membaca surat ini maka jangan letakkan surat itu dari tangganmu hingga engkau langsung menjumpaiku.

Maka Abu Ubaidah paham bahwa Umar RA. sebenarnya ingin mengeluarkannya dari daerah yang telah terkena wabah tersebut, dia berkata, 'Semoga Allah SWT. mengampuni Amirul Mukminin.' Abu Ubaidah lantas segera mengirimkan balasan surat Umar ra. yang isinya:

Wahai Amirul Mukminin, aku mengerti apa keinginanmu terhadapku, sesungguhnya aku berada di tengah tentara kaum muslimin dan tidak ingin berpisah dari mereka, aku tidak akan meninggalkan mereka hingga Allah SWT. menetapkan apa yang telah ditentukanNya pada diriku dan seluruh pasukanku. Maafkanlah, aku tidak dapat mengabulkan keinginanmu wahai Amirul Mukminin. Biarkanlah aku bersama tentaraku.

Ketika Umar ra. membaca suratnya Umar RA. menangis, orang bertanya padanya: 'Apakah Abu Ubaidah telah tewas?' Ia menjawab, 'Tidak, tetapi kelihatannya ia akan tewas.' Kemudian Umar ra. membalas suratnya yang bunyinya:

Salam 'alaika, Aamma Ba'du, sesungguhnya engkau membawa pasukanmu ke tempat yang tidak baik maka pindahkanlah mereka, cari tempat yang tinggi dan udaranya yang bersih.

Abu Musa berkata, 'Ketika surat Umar ra. sampai ke tangan Abu Ubaidah, ia memanggilku dan berkata padaku, 'Sesungguh-nya surat Amirul mukminin telah datang kepadaku sebagaimana yang telah engkau lihat, maka keluarlah dan cari tempat yang baik untuk kaum muslimin supaya mereka dapat aku pindahkan ke tempat itu.'Aku segera pulang ke rumah dan ternyata aku dapati istriku telah terserang wabah itu, aku segera kembali menemuinya dan memberitahukan, 'Demi Allah SWT., sesungguhnya telah terjadi sesuatu terhadap istriku.' Abu Ubaidah bertanya, 'Apakah istri-mu telah terserang wabah itu?' Aku katakan, 'Ya.' Maka ia memerintahkan agar kudanya dibawa dan langsung berangkat, namun ketika turun dan meletakkan kakinya di sebuah tempat ternyata ia juga telah terserang wabah tersebut, ia berkata, 'Demi Allah SWT. sesungguhnya aku telah terserang wabah itu. Kemudian ia memerintahkan rombongan agar berjalan hingga ke Jabiyah. Dan tak berapa lama kemudian wabah penyakit Tha'un telah hilang."

Orang-Orang Yang Tewas Terkena Tha'un Amawas


Al-Waqidi berkata, "Pada tahun 18 H. Tha'un Amawas [4] telah melanda negeri Syam. Wabah ini telah memakan korban 25.000 jiwa, ada yang mengatakan korbannya sebanyak 30.000 jiwa.

Di antara para sahabat yang terkena wabah ini adalah Abu Ubaidah bin Amir bin Abdillah bin al-Jarrah, al-Harits bin Hisyam, Syarahbil bin Hasanah, Fadhl bin Abbas, Muaz bin Jabal, Yazid bin Abi Sufyan, Abu Jandal bin Suhail bin Amr dan Abu Malik al-Asy'ari."

Salahsatu Hadits Yang Berkaitan Dengan Wabah/ Pandemi/ Penyakit Menular


صحيح مسلم ٤١٠٨: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ وَأَبِي النَّضْرِ مَوْلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ
عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَهُ يَسْأَلُ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ مَاذَا سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الطَّاعُونِ فَقَالَ أُسَامَةُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّاعُونُ رِجْزٌ أَوْ عَذَابٌ أُرْسِلَ عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَوْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ
و قَالَ أَبُو النَّضْرِ لَا يُخْرِجُكُمْ إِلَّا فِرَارٌ مِنْهُ


Shahih Muslim 4108: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata: Aku membaca Hadits Malik dari Muhammad bin Al Mukandir dan Abu An Nadhr budak 'Umar bin 'Ubaidillah dari 'Amir bin Sa'ad bin Abu Waqqash dari Bapaknya bahwa dia mendengarnya bertanya kepada Usamah bin Zaid 'Apa yang engkau dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang penyakit Tha'un? ' Jawab Usamah: 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tha'un (wabah kolera) adalah semacam azab (siksaan) yang diturunkan Allah kepada Bani Israil atau kepada umat yang sebelum kamu. Maka apabila kamu mendengar penyakit tha'un berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu datang ke negeri itu. Dan apabila penyakit itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, janganlah kamu keluar dari negeri itu untuk melarikan diri dari padanya.'

Catatan:

[1] Sargh adalah awal negeri Hijaz dari arah Syam yang terletak antara daerah Mughitsah dan Tabuk, Imam Malik berkata, "Sargh adalah sebuah perkampungan di Lembah Tabuk." ( Mujam at-Buldan,3/211).)

[2] Lihat Yaqut, Mu"jam  al-Bu!dan,4/157, dan dibarisi dengan fathah awal dan yang kedua (Amawas), dinukil dari Zamakhsari

[3] Dalam naskah asli tertulis Mukhtar dan perbaikan ini dari Tarikh ath-Thabari,4/60. Lihatlah selengkapnya dalam kitab ini

[4] Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam kitab Ath-Thibb an-Nabawi, secara bahasa, tha'un adalah sejenis wabah penyakit, demikian disebutkan dalam ash-Shihah. Menurut ahli medis di jazirah Arab, tha'un adalah pembengkakan parah yang mematikan, menimbulkan rasa haus dan dahaga yang amat parah dan rasa sakit yang luar biasa. Tubuhnya menjadi hitam, hijau, atau abu-abu. Selanjutnya, nanah akan muncul. Biasanya, tha'un menyerang tiga lokasi di tubuh, yaitu ketiak, bagian belakang telinga, dan ujung hidung. Di samping itu, thaun terdapat di bagian daging tubuh yang lunak.

Sumber: Al-Bidayah Wan Nihayah karya Ibnu Katsir diterjemah oleh Abu Ihsan al-Atsari muraja'ah oleh Ahmad Amin Sjihab, Lc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © MUSLIM BLOG