Search This Blog

2020-04-25

Defenisi Khusyu' Menurut Al-Qur'an Surah Al-Baqarah Ayat 45 - 46

Pengertian Shalat Yang Khusyu'

Khusyu' memiliki defenisi dan pengertian yang cukup luas, berdasarkan pendapat beberapa ilmuan Islam. Namun demikian, secara spesifik, kata khusyu' memiliki defenisi baku yang di cantumkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Al-Qur'an; yaitu surah Al-Baqarah ayat 45 dan 46.

Al Baqarah 45

وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',

Al Baqarah 46

الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلاَقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.

Jelas sekali diuraikan dalam ayat-ayat diatas bahwa khusyu' adalah orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui dan akan kembali kepada Allah.

Maksudnya, disaat seseorang sedang melaksanakan shalat, dalam diri, jiwa dan hati orang tersebut menyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Allah lah satu-satunya tempat kembali diakhirat kelak dan akan bertemu dengan Allah sebagai satu-satunya tuhan yang layak disembah.



Defenisi Khusyu' Menurut Para Ahli dan Ulama


Berdasarkan beberapa pendapat ulama, khusyu' dalam shalat memiliki arti:

Secara bahasa, kata khusyu' adalah masdar dari kata (خَشَع يَخْشَعُ خُشوعاً) yang berarti tunduk, rendah dan takut.

Dari tata bahasa diatas, tentunya khusyu' mengandung makna mengarahkan pandangannya ke tanah dan menundukkannya serta merendahkan suaranya, hal ini sejalan dengan pendapat Ibnu Manzur dalam kitab Lisanul Arab. Sedangkan menurut Ibnu Faris, mengartikannya dengan "ketenangan"; pendapat ini sejalan juga dengan argumen Muhammad Shalih Al-Munjid yang mengatakan bahwa khusyu' adalah diam, ketenangan, kerendahan diri yang membawa kepada rasa takut kepada Allah dan perasaan selalu diawasi. [3]

Menurut Imam al-Ghazali, terdapat enam makna yang sejalan dengan istilah khusyu', ke-enam hal tersebut dapat di-kriteria-kan sebagai khusyu' apabila salahsatu dari hal-hal tersebut ada didalam shalat, dan semakin tinggi tingkat kualitasnya jika ke-enam-nya digabungkan menjadi padu didalam shalat. Enam indikasi kusyu' tersebut adalah:

  1. hudhurul qalbi (hadirnya hati)
  2. at-tafahum (pemahaman akan makna bacaan)
  3. ta’dhim (kesadaran diri akan keagungan Allah S.W.T)
  4. haibah (perasaan takut yang lahir dari perasaan)
  5. raja’ (pengharapan)
  6. haya’ (perasaan malu kepada kemurahan-Nya) [4]

Sejalan dengan Imam al-Ghazali, ulama lain pun memiliki pendapat yang cukup menjelaskan dengan rinci tentang istilah khusyu'.

Imam Ibnu Rajab berkata: “Asal (sifat) khusyu’ adalah kelembutan, ketenangan, ketundukan, dan kerendahan diri dalam hati manusia (kepada Allah Ta’ala).

Imam Ibnul Qayyim berkata: “Para ulama sepakat (mengatakan) bahwa khusyu’ tempatnya dalam hati dan buahnya (tandanya terlihat) pada anggota badan”.

Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di berkata: “Khusyu’ dalam shalat adalah hadirnya hati (seorang hamba) di hadapan Allah Ta’ala dengan merasakan kedekatan-Nya, sehingga hatinya merasa tentram dan jiwanya merasa tenang, (sehingga) semua gerakan (angota badannya) menjadi tenang, tidak berpaling (kepada urusan lain), dan bersikap santun di hadapan Allah, dengan menghayati semua ucapan dan perbuatan yang dilakukannya dalam shalat, dari awal sampai akhir. Maka dengan ini akan sirna bisikan-bisikan (Setan) dan pikiran-pikiran yang buruk. Inilah ruh dan tujuan shalat.

Imam al-Bagawi memaparkan makna ini dalam ucapan beliau: “Para ulama berbeda (pendapat) dalam makna khusyu’, Ibnu ‘Abbas Radhiallahu’anhu berkata: “(Orang-orang yang khusyu’ adalah) mereka yang selalu tunduk dan merendahkan diri (kepada Allah Ta’ala). al-Hasan (al-Bashri) dan Qatadah berkata: “(Mereka adalah) orang-orang yang selalu takut (kepada-Nya)”. Muqatil berkata: “(Mereka adalah) orang-orang yang merendahkan diri (kepada-Nya)”. Mujahid berkata: “Khusyu’ adalah menundukkan pandangan dan merendahkan suara”. Khusyu’ (artinya) mirip dengan khudhu’, cuma khudhu’ ada pada (anggota) badan, sedangkan khusyu’ ada pada hati, badan, pandangan dan suara.[5]

Demikianlah berbagai pendapat para ilmuan Islam dan ulama dalam menjelaskan kepada ummat mengenai arti dan defenisi khusyu'. Uraian mereka tersebut bersumber dari pengkajian dan penelitian terhadap tatabahasa, hadits dan sirah. Dari sekian banyak penjelasan, tentunya hanya Allah lah yang memiliki kebenaran mutlak. Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah Ayat 45 dan 46 bahwa orang yang khusyu' adalah orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.

Referensi:
[1] Al-Qur'an Al-Karim
[2] Tafsir Al-Qur'an Kemenag Online Bahasa Indonesia
[3] M Azkiya Khikmatiar: Mahasiswa Studi Al-Qur’an dan Hadis - https://islami.co/sering-mendengar-kata-khusyu-ini-lima-maknanya-dalam-al-quran/
[4] https://islam.nu.or.id/post/read/51869/melatih-hati-menjadi-khusyu-dalam-shalat
[5] https://muslim.or.id/13989-meraih-khusyu-dalam-ibadah-1.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © MUSLIM BLOG